2025-04-22 | admin3

Daging Anjing Liar: Kuliner Rahasia India Timur

India Timur adalah wilayah yang menyimpan kekayaan budaya dan keragaman kuliner yang luar biasa. Di balik keindahan alam dan tradisi leluhur yang masih kental, terdapat kebiasaan kuliner unik yang tak banyak diketahui orang luar. Salah satunya adalah konsumsi daging anjing liar, sebuah praktik yang masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat adat di wilayah seperti Nagaland, Mizoram, dan Arunachal Pradesh.

Tradisi Lama yang Terus Bertahan

Bagi sebagian besar masyarakat di dataran tinggi India Timur, mengonsumsi daging anjing bukanlah hal tabu. Daging ini dianggap sebagai sumber protein penting yang telah dikonsumsi turun-temurun. Dalam tradisi masyarakat Naga, misalnya, daging anjing dipercaya memiliki manfaat kesehatan, terutama untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh saat musim dingin.

Pola konsumsi ini juga terkait erat dengan kehidupan subsisten masyarakat pedalaman. Dengan keterbatasan akses pada sumber protein lain seperti sapi atau ayam, masyarakat mengandalkan apa yang tersedia di alam, termasuk anjing liar yang mereka buru secara tradisional.

Cara Penyajian yang Khas

Daging anjing liar tidak dikonsumsi daftar rajazeus secara sembarangan. Biasanya, daging ini dimasak dengan rempah-rempah khas lokal seperti daun raja mirah, cabai kering, bawang hutan, dan jahe liar. Proses memasaknya dilakukan secara perlahan untuk mengurangi bau amis yang kuat dan menjadikannya lebih empuk.

Beberapa hidangan populer termasuk:

  • Dog Curry Spicy Naga Style, semur pedas dengan bumbu kuat

  • Anjing Bakar dengan Daun Bamboo, teknik memasak tradisional dalam bambu yang dibakar

  • Sup Anjing Herbal, yang dipercaya memiliki efek menyegarkan tubuh

Dalam masyarakat yang mempraktikkannya, hidangan ini dianggap makanan bergizi tinggi, yang bahkan disajikan dalam upacara adat atau perayaan musim panen.

Isu Etika dan Hukum

Namun, praktik konsumsi daging anjing liar ini bukan tanpa kontroversi. Dalam beberapa tahun terakhir, isu ini mulai disorot oleh aktivis hak-hak hewan dan organisasi internasional. Di India sendiri, hukum nasional belum secara tegas melarang konsumsi daging anjing, tetapi perdagangan dan penyembelihan anjing untuk konsumsi telah dilarang di beberapa negara bagian seperti Mizoram dan Nagaland sejak 2020.

Alasan utamanya adalah perlindungan hewan peliharaan dan pertimbangan etis. Banyak kelompok masyarakat urban di India dan dunia menilai bahwa anjing adalah hewan sahabat manusia, bukan untuk dikonsumsi. Tekanan dari luar negeri juga memengaruhi persepsi pemerintah lokal terhadap praktik ini.

Antara Tradisi dan Modernisasi

Konsumsi daging anjing liar di India Timur menghadirkan dilema antara pelestarian budaya lokal dan tekanan etika global. Di satu sisi, ini adalah warisan kuliner yang mencerminkan adaptasi masyarakat terhadap lingkungan keras, namun di sisi lain, praktik ini bertabrakan dengan nilai-nilai kontemporer soal kesejahteraan hewan.

Seiring modernisasi dan perubahan pola konsumsi, generasi muda di wilayah ini mulai meninggalkan kebiasaan tersebut. Beberapa bahkan menganggapnya sebagai bagian masa lalu yang seharusnya diakhiri. Namun, sebagian masyarakat adat tetap mempertahankan hak mereka atas budaya sendiri dan merasa bahwa keputusan soal makanan adalah bagian dari identitas.

BACA JUGA: Makanan Nggak Enak dari Italia? Ternyata Ada Juga Lho!

Share: Facebook Twitter Linkedin